BERDASARKAN hasil riset yang dilakukan Merck tahun
2014, 90 persen masyarakat Indonesia tidak mengerti tentang neuropati
atau kerusakan saraf. Padahal, neuropati dapat berdampak fatal bila
berlangsung lama, di antaranya kelumpuhan.
Ironisnya, menurut
Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr
Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), sebagian besar masyarakat Indonesia
menghabiskan waktu dengan menjalani aktivitas dan gaya hidup penyebab
neuropati. Salah satu aktivitas yang sering tidak disadari, tetapi bisa
menyebabkan neuropati adalah mengetik di gadget.
Sama
halnya dengan mengetik komputer di kantor, menurut Dr Manfaluthy,
aktivitas tersebut juga bisa menjadi salah satu penyebab neuropati. Dr
Manfaluthy menjelaskan bila gerakan berulang-ulang ke atas-bawah ketika
mengetik di komputer dapat menyebabkan tendon di pergelangan tangan
mengalami peradangan.
"Pada akhirnya dapat menekan saraf di
daerah pergelangan tangan. Biasanya seseorang akan mengeluh kesemutan,
kebas, dan nyeri yang jika berlangsung lama berisiko gangguan saraf
berat," paparnya.
Oleh karena itu, Dr Manfaluthy menganjurkan
ketika bekerja di kantor untuk melakukan rehat sejenak, yakni
merenggangkan saraf dan sendi. Terlebih lagi, ketika kita menggunakan gadget atau komputer, jari-jari tangan harus beristirahat agar sarafnya tidak terjepit.
"Secara periodik melakukan break sekitar
1-2 menit agar saraf kita tidak terjepit dan sendi-sendi tidak
mengalami kekakuan, setelah itu baru bisa mulai bekerja lagi," tutupnya.